Indeks

Cek Kesehatan Gratis Sudah Jangkau 29,8 Juta Warga

Dari total penerima manfaat, 5,9 juta adalah peserta didik dari 91.184 sekolah mulai SD, SMP, SMA hingga pesantren di 38 provinsi.

Cek Kesehatan Gratis Sudah Jangkau 29,8 Juta Warga
Maria Endang Sumiwi dalam konferensi pers di Kantor Badan Komunikasi Pemerintah/Sumber: Istimewa

JAKARTA, Rajawalinet.co – Program Cek Kesehatan Gratis (CKG) yang diluncurkan Presiden Prabowo Subianto pada Februari 2025 kini sudah menjangkau 29,8 juta penerima manfaat hingga pertengahan September 2025.

Dirjen Kesehatan Primer dan Komunitas Kemenkes, Maria Endang Sumiwi, menyampaikan capaian ini dalam konferensi pers di Kantor Badan Komunikasi Pemerintah, Rabu (18/9/2025).

“Program Cek Kesehatan Gratis ini sudah menjangkau sebanyak 29,8 juta penerima manfaat,” kata Endang.

Ia menjelaskan, masyarakat yang mendaftar tercatat 32,3 juta orang, tersebar di 10.226 puskesmas seluruh Indonesia. Tahun ini, pemerintah menargetkan 60 juta penerima manfaat sebelum cakupan penuh secara bertahap untuk seluruh rakyat.

“Layanan ini minimal diberikan satu kali dalam setahun. Kami libatkan puskesmas, posyandu, sekolah, klinik BPJS, kantor, hingga komunitas,” jelasnya.

Dari total penerima manfaat, 5,9 juta adalah peserta didik dari 91.184 sekolah mulai SD, SMP, SMA hingga pesantren di 38 provinsi. Data juga menunjukkan peserta perempuan lebih banyak, yakni 17,1 juta orang, sedangkan laki-laki 12,6 juta orang. Peserta terbanyak berasal dari Jawa Tengah, disusul Jawa Timur dan Jawa Barat.

“Tentu kita bisa mengerti karena jumlah populasi yang sangat besar di provinsi-provinsi tersebut. Tapi kita juga menginginkan supaya provinsi-provinsi lain segera mengejar dengan rate yang sama,” ujar Endang.

Menurutnya, daerah dengan jumlah peserta masih kecil adalah Papua, Papua Barat, dan Papua Pegunungan. Untuk mengejar target, pemerintah mencatat rata-rata pendaftar baru setiap hari mencapai 603.059 orang, dengan 491.597 di antaranya benar-benar hadir untuk pemeriksaan.

Selain capaian jumlah, Endang memaparkan data penyakit yang terdeteksi. Pada bayi baru lahir, lima masalah kesehatan tertinggi adalah kelainan saluran empedu, berat lahir rendah, penyakit jantung bawaan kritis, hipotiroid kongenital, dan defisiensi enzim G6PD. Pada balita ditemukan gigi karies, anemia, stunting, gizi kurang, dan perkembangan tidak normal.

Sementara pada masyarakat dewasa, hasil tertinggi meliputi kurang aktivitas fisik, karies gigi, obesitas sentral, kelebihan berat badan, dan hipertensi.

“Jadi pesan kami, pertama tolong CKG ini dimanfaatkan. Sekolah-sekolah juga dikunjungi dan orang tua mengizinkan anak-anaknya untuk cek kesehatan gratis,” tegas Endang.

Ia juga mengingatkan masyarakat untuk memperbaiki pola hidup.

“Lebih banyak berolahraga dan kurangi makanan minuman manis, asin, dan berlemak. Kalau sudah diketahui hasilnya dan harus diobati, obatnya harus diminum untuk mencegah penyakit yang lebih berat,” tutupnya.

error: Content is protected !!
Exit mobile version