Jakarta, rajawalinet.co – Industri otomotif Indonesia menunjukkan pertumbuhan signifikan, terutama pada segmen kendaraan listrik (electric vehicle/EV). Indikasi ini terlihat dari peningkatan jumlah produsen yang terus bertambah, mencerminkan besarnya potensi pasar dalam negeri.
“Kalau di tahun 2018 mungkin anggota kita hanya 27 perusahaan. Saat ini sudah 53, dan masih ada beberapa yang antri lagi,” ujar Sekretaris Jenderal Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), Kukuh Kumara, dalam acara RE Invest Indonesia 2025: Indonesia as the Next EV Production Hub, Kamis (24/4/2025) di Jakarta.
Menurut Kukuh, meskipun industri otomotif nasional tengah mengalami perlambatan, semangat terhadap pertumbuhan kendaraan listrik tetap tinggi. Target penjualan yang sempat direvisi pada awal tahun akhirnya mampu melampaui ekspektasi.
Ia mengungkapkan bahwa Indonesia kini menempati peringkat ke-14 dunia dalam hal produksi kendaraan bermotor. Tak hanya itu, pasar domestik Indonesia juga menjadi yang terbesar di Asia Tenggara, mengungguli Thailand dan Malaysia.
“Eksistensi pasar dalam negeri yang besar menjadikan Indonesia sangat menarik di mata investor otomotif global. Apalagi kita tidak terdampak langsung oleh kebijakan tarif Amerika,” tambah Kukuh.
Ia menekankan bahwa konsistensi kebijakan pemerintah menjadi kunci utama untuk menjaga daya saing dan menarik investasi jangka panjang. Menurutnya, pelaku industri sangat membutuhkan regulasi yang stabil dan berkelanjutan untuk dapat merencanakan masa depan bisnis secara strategis.
Lebih jauh, Kukuh menyampaikan bahwa Indonesia juga berkomitmen mengembangkan teknologi rendah karbon lainnya, seperti biofuel dan kendaraan hybrid, sebagai bagian dari transisi menuju Net Zero Emission pada tahun 2050.
“Indonesia tidak hanya fokus pada satu teknologi, tetapi membuka ruang untuk berbagai inovasi menuju masa depan hijau dan berkelanjutan,’’ katanya.