Politisi muda itu tidak sekadar memberi sanjungan biasa. Di hadapan ratusan atlet, pelatih, dan tamu undangan, Hillary menyebut Ketua Pertina Sulteng yang juga menjabat sebagai Ketua KONI itu sebagai representasi nyata generasi baru olahraga Indonesia — energik, progresif, dan berani membuat terobosan.
“Saya kaget sekaligus kagum. Di usia 26 tahun, Fathur sudah mampu menghidupkan kembali semangat tinju di Sulawesi Tengah. Energinya menular, dan itu yang membuat olahraga ini terasa hidup kembali,” ujar Hillary disambut tepuk tangan meriah.
Pujian itu bukan tanpa alasan. Dalam masa kepemimpinannya, Fathur berhasil menjadikan Sulawesi Tengah sebagai provinsi pertama yang menyelenggarakan pelatihan dan sertifikasi nasional bagi pelatih serta wasit-hakim secara gratis. Langkah ini dinilai Hillary sebagai gebrakan penting dalam pembinaan olahraga tinju nasional.
“Ini bukan sekadar program, tapi langkah revolusioner. Ia memimpin dengan keberpihakan pada pembinaan, bukan pencitraan,” tambahnya.
Selain itu, gaya kepemimpinan Fathur yang merangkul semua kalangan turut mendapat sorotan positif. Penyelenggaraan Kejurnas di Palu dinilai sukses bukan hanya karena kemegahannya, tetapi juga karena mengedepankan kolaborasi dan semangat kebersamaan.
Hillary menilai kehadiran Fathur menjadi simbol bahwa regenerasi di tubuh Pertina berjalan sehat. Ia bahkan menyebut, masa depan olahraga Indonesia akan cerah di tangan generasi muda seperti Fathur yang berani dan berintegritas.
“Saya yakin, anak muda seperti dia akan menjadi wajah masa depan olahraga Indonesia. Siapa tahu, suatu hari nanti kita akan melihatnya di forum-forum besar nasional,” ucapnya penuh optimisme.
Di sisi lain, Hillary juga menaruh apresiasi tinggi kepada Gubernur Sulawesi Tengah, Dr. H. Anwar Hafid, M.Si, atas dukungan dan komitmennya dalam membuka ruang bagi generasi muda memimpin dunia olahraga. Menurutnya, keberhasilan Sulteng sebagai tuan rumah Kejurnas Tinju Amatir 2025 tak lepas dari dukungan kuat pemerintah daerah.
Kejurnas tahun ini sekaligus menjadi momen bersejarah karena bertepatan dengan peringatan HUT ke-66 Pertina, menandai semangat baru bagi dunia tinju nasional — semangat yang kini tumbuh dari Palu untuk Indonesia.
