PALU, Rajawalinet.co — Film animasi cerita rakyat berjudul Owai Tumbu karya dosen FKIP Universitas Tadulako menjadi bagian dari upaya penguatan dokumentasi budaya untuk mendukung usulan Kawasan Megalitikum Lore Lindu ke UNESCO. Diseminasi film tersebut berlangsung di Ruang Praktik Multimedia SMK Negeri 2 Palu, Jumat (19/12/2025).
Kegiatan ini merupakan produk akhir Program Fasilitasi Pemajuan Kebudayaan (FPK) Tahun 2025 yang mendapat dukungan Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah XVIII. Film animasi Owai Tumbu digarap oleh Asrianti, dosen FKIP Universitas Tadulako, yang juga dikenal sebagai penulis buku Jejak Pena Seribu Megalitikum terbitan Perpustakaan Nasional.
Cerita Owai Tumbu mengangkat kisah “air yang hidup” dari kawasan Megalitikum Lore, tepatnya di Watunongko, Lembah Pekurehua (Napu). Melalui medium animasi, kisah lisan tersebut dikemas agar lebih mudah dipahami dan diterima oleh generasi muda.
Diseminasi film ini dihadiri Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah XVIII, Majelis Hondo Tampo Pekurehua Tawalia, para narasumber cerita Owai Tumbu, Persekutuan Mahasiswa Pelajar Kristen Watutau (PMPKW), serta pelajar dan mahasiswa. Kehadiran berbagai unsur ini menunjukkan dukungan bersama terhadap pelestarian budaya lokal.
Tim monitoring Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah XVIII menilai kegiatan tersebut memiliki nilai strategis.
“Apa yang dilakukan ini bisa menjadi salah satu variabel pendukung pencanangan Kawasan Megalitikum Lore Lindu untuk didaftarkan ke UNESCO, terutama dari sisi dokumentasi budaya dan keterlibatan generasi muda,” ujarnya dalam sambutan.
Perwakilan Majelis Hondo Tampo Pekurehua Tawalia, Ahina Boka, S.Pd, menyampaikan apresiasi atas inisiatif tersebut.
“Kami berterima kasih karena cerita rakyat Owai Tumbu yang selama ini diwariskan secara lisan kini didokumentasikan dalam bentuk film animasi. Ini penting agar generasi muda dapat mengenal dan mempelajarinya,” kata Ahina.
Melalui kegiatan ini, film animasi Owai Tumbu diharapkan dapat dimanfaatkan sebagai media edukasi dan literasi budaya, sekaligus memperkuat upaya pelestarian warisan budaya di kawasan Megalitikum Lore Lindu.
