Indeks

Desak Tutup Akses BUMN, Massa Ancam Gembok Kantor BP2JK

Raslin, menyampaikan kecamannya terhadap dugaan monopoli proyek oleh BUMN dan perusahaan luar daerah yang disebutnya sering mengakali proses lelang.

Desak Tutup Akses BUMN, Massa Ancam Gembok Kantor BP2JK
Raslin saat berorasi di depan Kantor BP2JK dalam aksi damai tutup Akses BUMN di Sulteng/Sumber: Istimewa

PALU, Rajawalinet.co – Aksi unjuk rasa yang digelar Serikat Pekerjaan Hukum Progresif bersama Aliansi Rakyat Anti-Korupsi dan Komunitas Anti-Korupsi berlangsung panas di halaman Balai Pelaksanaan Pemilihan Jasa Konstruksi (BP2JK) Sulawesi Tengah, Jumat (1/8/2025).

Mereka menuntut agar BP2JK menghentikan keterlibatan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dalam proyek-proyek APBN dan dana pinjaman (loan) di Sulteng, karena dinilai mematikan peran kontraktor lokal.

Koordinator aksi, Raslin, menyampaikan kecamannya terhadap dugaan monopoli proyek oleh BUMN dan perusahaan luar daerah yang disebutnya sering mengakali proses lelang. “Saya pastikan, jika masih ada BUMN yang ikut lelang proyek APBN atau loan, kami akan gembok kantor ini! Kami akan usir mereka dari bumi Tadulako!” tegas Raslin di hadapan massa.

Ia juga menyinggung proyek rekonstruksi jalan menuju Danau Lindu senilai Rp89 miliar yang diduga sarat manipulasi dokumen. “Patut diduga kuat dokumennya dipalsukan, tapi tetap diloloskan. Ini jelas bentuk penyalahgunaan kewenangan di kantor ini!” ujarnya.

Raslin turut mengutip data Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) yang mencatat 393 kasus korupsi pengadaan barang dan jasa hingga Januari 2024. “Itu baru yang tertangkap tangan. Bagaimana yang tidak? Tentu lebih banyak!” serunya lantang.

Ia menambahkan, “Hampir 80 persen kasus korupsi yang ditangani KPK bersumber dari pengadaan barang dan jasa. Ini bukan rahasia lagi.”

Raslin juga mengkritik sikap arogan oknum di lingkungan BP2JK yang menurutnya merasa kebal dari pengawasan. “Saya dengar langsung ada yang bilang, ‘Kami tidak bisa diintervensi, bahkan presiden pun tidak bisa.’ Ini ucapan yang sombong! Kami muak dengan gaya sok malaikat seperti itu!” teriaknya.

Tak hanya itu, ia menuding BUMN yang menangani proyek di daerah justru mengandalkan alat dari kontraktor lokal. “Mereka datang dari Jakarta, Surabaya, Bandung, Makassar, tapi tetap cari alat ke kontraktor lokal. Kalau begitu, kenapa bukan kita saja yang diberi proyek? Ini ibarat anak ayam mati di lumbung padi,” tandasnya.

Raslin menegaskan aksi akan terus berlanjut jika tuntutan tidak dipenuhi. “Saya pastikan minggu depan kita turun lagi! Dengan massa yang lebih besar,” pungkasnya.

error: Content is protected !!
Exit mobile version