PARIMO, Rajawalinet.co – Menjelang perhelatan Festival Teluk Tomini 2025 yang tahun ini berfokus di kawasan Sail Tomini, Desa Pangi, geliat pelestarian budaya daerah mulai terasa kuat di lingkungan sekolah. Anak-anak dari tingkat SD hingga SMP tengah dipersiapkan untuk menampilkan karya seni terbaik mereka, salah satunya melalui program nasional Gerakan Seniman Masuk Sekolah (GSMS).
Berbeda dari tahun-tahun sebelumnya, GSMS tahun ini memberi ruang lebih besar bagi kreativitas peserta didik untuk mengangkat budaya lokal Parigi Moutong. Dari berbagai sekolah yang terlibat, SD Inpres 3 Tada menjadi sorotan sebagai satu-satunya sekolah dasar yang dipercaya menampilkan kategori perfileman pada ajang tersebut.
Di bawah bimbingan Seniman Irwan Kurniawan dan Asisten Seniman Afif Randika, para siswa telah berbulan-bulan menjalani proses pelatihan intensif. Mereka tidak hanya belajar teknis kamera dan alur cerita, tetapi juga menggali nilai budaya yang menjadi dasar film tersebut.
Irwan menjelaskan bahwa produksi film kali ini bertajuk “Garis Terakhir”, yang mengangkat permainan tradisional Hadang warisan budaya masyarakat Kaili. Menurutnya, pengenalan seni melalui GSMS bukan sekadar kegiatan ekstrakurikuler, tetapi sebuah pendekatan edukatif untuk menanamkan kecintaan pada tradisi lokal sejak dini.
“Melalui film tradisi seperti ini, anak-anak tidak hanya belajar seni, tetapi juga memahami akar budaya mereka sendiri,” ujarnya, Sabtu (15/11/2025).
Program GSMS, lanjutnya, berperan besar dalam memperkuat karakter peserta didik melalui seni budaya. Selain itu, program ini menumbuhkan kreativitas, apresiasi, hingga kemampuan bekerja sama antara siswa dan seniman.
Hal serupa disampaikan Kepala SD Inpres 3 Tada, Idris, S.Pd., M.Pd. Ia menyebut keikutsertaan sekolahnya mendapat sambutan positif dari orang tua dan para guru. Idris menilai kolaborasi dengan para seniman memberikan pengalaman baru yang tidak dapat diperoleh dari pembelajaran kelas semata.
“Anak-anak belajar langsung tentang budaya melalui praktik. Ini memperkaya karakter sekaligus membuka minat mereka pada dunia seni,” katanya. Ia juga menyampaikan apresiasi kepada Pemda Parimo dan Kemendikdasmen yang mendukung penuh kegiatan ini melalui pembiayaan APBN dan APBD.
Idris yang juga Sekretaris PGRI Parimo itu berharap karya film siswa dapat menjadi kebanggaan daerah dan memotivasi sekolah lain untuk terlibat aktif dalam pelestarian budaya.
Karya film para peserta GSMS ini nantinya akan dilombakan di Festival Teluk Tomini 2025 yang dipusatkan di area Sail Tomini, Desa Pangi. Event tersebut digadang menjadi panggung besar bagi kreativitas pelajar sekaligus wadah untuk memperkenalkan kekayaan budaya Parigi Moutong kepada publik.
