PALU, Rajawalinet.co – Musyawarah Daerah (Musda) ke-11 Partai Golkar Sulawesi Tengah menjadi ajang pembahasan serius soal kontribusi tambang terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD). Acara yang berlangsung di Sriti Convention Hall, Minggu (24/8/2025), menghadirkan Ketua Umum Partai Golkar sekaligus Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) RI, Bahlil Lahadalia, serta Gubernur Sulawesi Tengah, Anwar Hafid.
Dalam sambutannya, Anwar Hafid menekankan kekayaan alam Sulteng yang melimpah, mulai dari nikel, emas, hingga tembaga. Namun ia menilai hasil tambang itu belum memberi manfaat besar bagi rakyat.
“Sulawesi Tengah ini provinsi kaya. Potensi nikel, emas, dan tembaga begitu besar. Tapi kontribusinya ke PAD masih jauh dari harapan. Kami berharap di era Pak Menteri ESDM, ada kebijakan yang benar-benar berpihak agar hasil tambang memberi berkah lebih besar untuk masyarakat Sulteng,” ujar Anwar.
Ia mencontohkan, dengan APBD sekitar Rp5,5 triliun dan PAD Rp2,5 triliun, masih ada peluang tambahan minimal Rp2 triliun jika tata kelola pertambangan diperbaiki.
Bahlil Lahadalia mengakui persoalan itu. Menurutnya, salah satu akar masalah adalah dominasi izin usaha pertambangan (IUP) oleh perusahaan besar yang berpusat di Jakarta.
“Ini tidak adil. Barang milik daerah, tapi yang pegang izin kebanyakan orang Jakarta, itu-itu saja. Karena itu kita ubah Undang-Undang Minerba. Saya ingin orang daerah jadi tuan di negeri sendiri. Koperasi, UMKM, dan BUMD kita prioritaskan,” tegas Bahlil.
Ia menambahkan, pemerintah pusat kini fokus pada hilirisasi agar nilai tambah tambang tidak hanya dinikmati di luar daerah.
“Presiden Prabowo berkomitmen menjalankan Pasal 33 UUD 1945 secara konsekuen. Golkar akan jadi garda terdepan memastikan sumber daya alam dipakai sebesar-besarnya untuk kesejahteraan rakyat,” ucapnya.
Bahlil juga menyoroti beda mekanisme izin di Kementerian ESDM dan Kementerian Perindustrian. Izin dari ESDM, katanya, memberi setoran optimal ke daerah, sementara izin industri dari Kemenperin justru minim kontribusi.
“Kalau masalah ini kita bereskan, potensi PAD Sulteng bisa bertambah Rp2 triliun. Dengan tambahan itu, fiskal daerah akan lebih kuat membangun Sulteng,” jelasnya.
Musda Golkar ke-11 ini juga jadi momentum konsolidasi politik. Anwar Hafid yang hadir dengan jas kuning menegaskan optimisme atas peran Golkar di Sulawesi Tengah.
“Golkar itu ibarat pohon beringin kokoh, tempat banyak orang bisa bernaung. Kita yakin peran Golkar akan semakin besar bagi rakyat,” katanya.
Bahlil pun memuji soliditas Golkar Sulteng. “Golkar lahir untuk memperjuangkan kesejahteraan rakyat. Kita akan terus jadi mitra pemerintah mengawal pembangunan, khususnya di energi dan pangan,” tambahnya.
Musda ini dihadiri tokoh penting, di antaranya Ketua DPD Golkar Sulteng Arus Abdul Karim, anggota DPR RI asal Sulteng, serta kepala daerah kabupaten. Forum tersebut diharapkan melahirkan keputusan yang memperkuat konsolidasi partai sekaligus mendorong pembangunan daerah.