PALU, Rajawalinet.co — Seorang bayi berusia empat bulan di Kota Palu diduga mengalami keracunan setelah meminum susu yang dicampur bahan kimia. Dugaan itu disampaikan oleh sang ibu, Mila Karmila, saat ditemui di RS Woodward Palu, Jumat (31/10/2025).
Menurut penuturan Mila, kejadian berawal pada Minggu, 12 Oktober 2025. Saat itu, ia tengah berada di rumah mantan suaminya di Jalan Moh. Yamin, Palu. Anak Mila pertama kali diberi bubur instan untuk usia enam bulan ke atas, padahal usia bayinya baru empat bulan.
“Pertama dikasih bubur Sun, padahal itu untuk usia enam bulan ke atas. Anak saya baru empat bulan. Dari situ saja sudah salah,” ujar Mila.
Ia mengaku tidak mengetahui dengan pasti apa yang diberikan selanjutnya di dalam susu anaknya. Tak lama setelah meninggalkan rumah mertua, bayi tersebut mengalami gejala tak biasa.
“Saya dapat kabar suami dan keluarganya menolak mediasi di Polsek Palu Selatan. Tak lama setelah itu, anak saya mulutnya berbusa. Saya tanya, habis minum apa? Cece bilang, habis minum susu yang dibuatkan mertua,” kata Mila dengan suara bergetar.
Bayi itu sempat dilarikan ke rumah sakit oleh Mila dan rekannya, namun dokter kala itu menyebut kondisinya tidak terlalu parah. Keesokan harinya, bayi Mila justru mengalami gejala lebih berat—lemas, muntah, dan diare hebat. Dokter kemudian mendiagnosisnya mengalami dehidrasi dan diare akut akibat dugaan keracunan.
“Efeknya malam itu langsung terlihat, dia lemas dan muntah terus. Dokter bilang dehidrasi dan diare akut karena efek keracunan,” ungkapnya.
Mila mengaku sudah melaporkan kejadian tersebut ke Polresta Palu. Dalam laporan polisi Nomor LP-B/1419/X/2025/SPKT-C/POLRESTA PALU/POLDA SULTENG, disebutkan bahwa kejadian bermula setelah pertengkaran antara Mila dan mantan suaminya serta keluarga mertua terkait masalah uang investasi. Saat pertengkaran berlangsung, sang mertua membuatkan susu dan bubur untuk bayi tersebut. Tak lama setelah itu, bayi menunjukkan gejala keracunan.
“Susu bubuk yang dipakai masih tertinggal di rumah mertua, dan polisi Palu Selatan sempat mengambilnya. Waktu saya bawa ke Krimsus, mereka bilang, kok ini baunya aneh, kayak bukan susu,” kata Mila.
Ia juga menyebut, berdasarkan keterangan penyidik yang menanganinya, ada dugaan susu tersebut mengandung bahan seperti deterjen.
“Penyidik bilang kemungkinan besar di dalamnya ada deterjen. Tapi kalau mereka bilang saya yang kasih, gila kali saya ngasih deterjen ke anak saya sendiri,” tegas Mila.
Mila menambahkan, proses penyelidikan kasus ini berjalan lambat. Meski begitu, ia bertekad untuk terus memperjuangkan keadilan bagi anaknya.
“Kalau cuma saya yang disakiti, tidak apa-apa. Tapi jangan anak saya. Saya akan terus lanjutkan kasus ini,” ucapnya.
Sementara itu, hasil pemeriksaan awal dari Balai Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) disebut menunjukkan indikasi paparan bahan kimia jenis arsen, meski belum dipastikan jenis zat pastinya.
Kasus ini kini masih dalam penyelidikan Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Polresta Palu. Polisi juga telah mengamankan sampel susu bubuk yang diduga menjadi penyebab keracunan untuk diperiksa lebih lanjut di laboratorium.
