Berani Eduvasi Diluncurkan, Pendidikan Sulteng Masuki Era Baru

Dengan semangat Hardiknas 2025, Sulawesi Tengah menegaskan komitmennya untuk menciptakan sistem pendidikan yang tidak hanya cerdas secara akademik, tetapi juga adaptif, inklusif, dan merata di seluruh pelosok daerah. (Biro AdPim Setda Prov. Sulteng)
Dengan semangat Hardiknas 2025, Sulawesi Tengah menegaskan komitmennya untuk menciptakan sistem pendidikan yang tidak hanya cerdas secara akademik, tetapi juga adaptif, inklusif, dan merata di seluruh pelosok daerah. (Biro AdPim Setda Prov. Sulteng)

Palu, rajawalinet.co – Dalam rangka memperingati Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) 2025, Pemerintah Provinsi Sulawesi Tengah melalui Dinas Pendidikan menggelar Sarasehan Pendidikan di Gedung Pogombo, Kompleks Kantor Gubernur Sulteng, Jumat (2/5).

Kegiatan ini menjadi momentum reflektif dan strategis guna mewujudkan pendidikan yang merata, berkualitas, dan inklusif bagi seluruh masyarakat Sulteng.

Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Sulteng, Yudiawati V. Windarrusliana, menyampaikan bahwa sarasehan ini menjadi forum terbuka untuk mengevaluasi capaian serta menyusun langkah konkret dalam menghadapi tantangan pendidikan.

“Kita ingin memperkuat kolaborasi lintas sektor agar mutu pendidikan meningkat dan akses pendidikan menjadi lebih merata, termasuk melalui pemanfaatan teknologi dan inovasi yang inklusif,” ujarnya.

Sebagai bagian dari kegiatan ini, turut diluncurkan program unggulan Berani Edukasi, sebuah inovasi berbasis data yang dirancang untuk membangun ekosistem pendidikan yang lebih terintegrasi dan efisien.

Melalui pendekatan berbasis bukti (evidence-based policy), program ini akan menjadi alat bantu dalam merumuskan kebijakan pendidikan yang tepat sasaran dan berdampak luas.

Dalam sambutannya, Gubernur Sulteng H. Anwar Hafid menegaskan bahwa pendidikan adalah pondasi utama dalam pembangunan berkelanjutan.

“Kalau ingin membangun manusia, kita harus mulai dari pendidikan. Saya tidak hanya yakin, tapi sudah membuktikannya saat memimpin Morowali,” tegasnya.

Anwar Hafid mengisahkan pengalamannya saat menjabat Bupati Morowali tahun 2007, ketika tingkat kemiskinan masih tinggi mencapai 27 persen.

Dengan fokus kebijakan pada pendidikan, termasuk menggratiskan biaya sekolah dari SD hingga SMA, angka Indeks Pembangunan Manusia (IPM) daerah itu melonjak drastis dari peringkat ke-9 menjadi peringkat ke-2 di Sulawesi Tengah hanya dalam waktu dua tahun.

Sarasehan ini juga menjadi ruang diskusi aktif yang melibatkan akademisi, praktisi pendidikan, perwakilan sekolah, dan organisasi masyarakat sipil. Diharapkan, seluruh masukan dari kegiatan ini dapat dijadikan pijakan dalam merumuskan kebijakan pendidikan yang lebih adil, partisipatif, dan berkelanjutan.

Dengan semangat Hardiknas 2025, Sulawesi Tengah menegaskan komitmennya untuk menciptakan sistem pendidikan yang tidak hanya cerdas secara akademik, tetapi juga adaptif, inklusif, dan merata di seluruh pelosok daerah.