PALU, Rajawalinet.co– Anggota DPR RI dari Fraksi Partai Gerindra, Drs. H. Longki Djanggola, M.Si, menyoroti kasus keracunan massal pada program Makanan Bergizi Gratis (MBG) di Kabupaten Banggai dan Kota Palu. Ia menegaskan ada standar operasional prosedur (SOP) yang diabaikan oleh pengelola dapur MBG.
“Kita bisa memastikan ada prosedur standar operasional yang dilanggar di Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) atau dapur MBG,” tegas Longki dalam pernyataan resmi, Jumat (19/9/2025).
Menurut Longki, dapur MBG melibatkan banyak pihak, mulai dari perusahaan swasta, pelaku usaha daerah, hingga TNI, Polri, dan BIN. Setiap dapur dipimpin Sarjana Penggerak Pembangunan Indonesia (SPPI) dan didampingi ahli gizi yang seharusnya mengawasi semua proses, dari penyiapan bahan baku hingga distribusi makanan.
“Semua bahan baku yang dipasok mitra harus diperiksa dengan teliti. Jika ada yang tidak layak konsumsi, harus segera ditolak dan diganti,” jelasnya.
Ia juga mengingatkan agar proses memasak tidak dilakukan terlalu jauh dari waktu konsumsi.
“Yang ideal adalah makanan tersaji fresh from oven, agar aman dan layak konsumsi.”
Longki menuturkan, ia pernah menemukan dapur yang tetap mengolah ikan yang sudah melek, padahal berisiko tinggi.
“Bila semua prosedur dijalankan dengan benar, seharusnya tidak ada lagi kasus-kasus keracunan. Jangan lalai, jangan bermain-main dengan nyawa anak-anak kita,” ujarnya.
Lebih jauh, ia menyarankan agar dapur MBG menghindari penggunaan ikan jenis tuna dan sejenisnya, seperti cakalang dan ekor kuning.
“Ikan-ikan ini, bila sudah melek, mengandung alergen tinggi yang bisa menyebabkan keracunan. Karena itu harus disortir satu per satu,” kata Longki.
Ia menegaskan perlunya sanksi bagi pengelola dapur yang berulang kali bermasalah.
“Bila ada satu dapur bermasalah lebih dari satu kali, perlu dipertimbangkan pemutusan kerjasamanya. Bahkan, kasus keracunan massal bisa saja masuk ke ranah hukum bila ada orang tua yang tidak puas,” tandasnya.
Longki menekankan bahwa program MBG merupakan amanah Presiden Prabowo Subianto untuk memenuhi kebutuhan gizi generasi masa depan.
“Program ini harus kita dukung bersama. Tanamkan bahwa yang kita beri makan adalah anak kita sendiri, sehingga muncul semangat menyiapkan yang terbaik,” pungkasnya.