Rehabilitasi Rumah Dinas Pejabat Kejati Sulteng Dimulai

Kepala Dinas Cikasda Sulteng, Ruly Djanggola, menegaskan bahwa hibah tersebut berbentuk pembangunan, bukan uang tunai.

Rehabilitasi Rumah Dinas Pejabat Kejati Sulteng Dimulai
Kantor Dinas Cipta Karya dan Sumber Daya Air (Cikasda) Sulteng/Sumber: Adyaksa

PALU, Rajawalinet.co – Dinas Cipta Karya Sumber Daya Air (Cikasda) Provinsi Sulawesi Tengah resmi memulai proyek rehabilitasi rumah dinas pejabat utama Kejaksaan Tinggi (Kejati) Sulteng dengan anggaran Rp11,8 miliar. Pekerjaan ini juga mencakup pembangunan rumah jabatan baru untuk Wakajati serta klinik Kejati.

Kepala Dinas Cikasda Sulteng, Ruly Djanggola, menegaskan bahwa hibah tersebut berbentuk pembangunan, bukan uang tunai.

“Ini bukan dikasih uang, tapi kegiatan pembangunan. Ada salah paham di masyarakat, seolah dana hibah ini langsung diterima. Padahal anggarannya melekat di kita, lalu diproses melalui pengadaan sesuai aturan,” ujarnya, Selasa (9/9/2025).

Kepala Bidang Penataan Lingkungan dan Bangunan Gedung (PLBG) Dinas Cikasda, Teguh Haryono, menjelaskan empat rumah dinas yang direhabilitasi milik Aspidum, Asintel, dan Koordinator. Sedangkan rumah jabatan Wakajati dibangun baru di Jalan Thamrin, Palu.

“Rumah jabatan Wakajati yang lama tidak layak ditempati pasca gempa dan likuefaksi. Kalau Koordinator, Aspidum, dan Asintel, dari luar terlihat bagus, tapi di dalamnya patah-patah karena konstruksi lama hanya memakai besi kecil. Jadi rumah itu direhab, bukan dibangun ulang,” jelasnya.

Ruly menambahkan, tender proyek dilaksanakan lewat sistem e-purchasing dengan mekanisme mini kompetisi.

“Beberapa penyedia masuk memberikan penawaran, siapa yang paling rasional dan murah itu yang menang. Sistem ini seperti toko online, langsung dari penyedianya, tidak bisa lagi pinjam perusahaan. Jadi semua transparan,” katanya.

Ia memastikan, proyek tersebut tidak mengganggu program lain seperti pembangunan irigasi. Tahun ini, Rp38 miliar lebih juga dialokasikan untuk proyek irigasi di Tolitoli, Donggala, Poso, hingga Luwuk.

“Kalau disandingkan irigasi dan bangunan gedung negara, itu urusan berbeda. Irigasi punya anggarannya sendiri, bangunan negara juga ada posnya,” tegasnya.

Progres pekerjaan saat ini baru mencapai kurang dari 10 persen. “Masih pondasi, tapi targetnya semua selesai akhir Desember 2025,” pungkas Ruly.

error: Content is protected !!