JAKARTA- Praktisi Kesehatan Masyarakat, Ngabila Salama, mengingatkan masyarakat untuk tetap menjaga pola makan selama perayaan Lebaran. Konsumsi berlebihan makanan tinggi gula, lemak, dan karbohidrat dapat meningkatkan risiko obesitas, diabetes, serta hipertensi.
“Obesitas menjadi pintu masuk bagi berbagai penyakit serius seperti diabetes mellitus dan hipertensi. Penyakit tersebut dapat menyebabkan kerusakan organ tubuh,” ujar Ngabila dalam perbincangan dengan Pro3 RRI, Kamis (27/3/2025).
Ia menjelaskan bahwa makanan manis seperti gula, sirup, dan minuman bersoda merupakan faktor utama pemicu obesitas. Selain itu, konsumsi berlebihan gorengan, santan, serta makanan bertepung juga dapat meningkatkan risiko penyakit metabolik.
“Jangan menyalahkan nasi atau ketupat, tapi perhatikan konsumsi gula dan gorengan,” katanya.
Menurut Ngabila, satu porsi makanan tinggi gula atau gorengan dapat memiliki dampak yang sama dengan satu porsi nasi dalam meningkatkan kadar gula darah. Pola makan yang tidak terkontrol saat Lebaran sering kali menyebabkan keluhan kesehatan seperti nyeri leher atau kesemutan.
Ia juga menyoroti kebiasaan masyarakat yang langsung mengonsumsi obat kolesterol tanpa pemeriksaan medis. Hal ini, menurutnya, bisa berbahaya.
“Obat kolesterol tidak boleh dikonsumsi sembarangan tanpa anjuran dokter. Konsumsi obat tanpa diagnosis medis yang jelas dapat berdampak buruk pada fungsi hati,” jelasnya.
Sebagai langkah pencegahan, Ngabila menyarankan masyarakat untuk membatasi konsumsi makanan tinggi gula dan lemak serta memperbanyak asupan serat. Ia merekomendasikan konsumsi buah, sayuran, serta sumber protein sehat seperti ikan dan kacang-kacangan sebagai pilihan yang lebih baik.
Dengan menjaga pola makan sehat dan rutin beraktivitas, Ngabila berharap masyarakat dapat merayakan Lebaran dengan lebih sehat. Ia juga mengingatkan agar momen kebahagiaan ini tidak berujung pada masalah kesehatan di kemudian hari.