OPM Serang Guru di Yahukimo, TNI Ungkap Motif di Balik Pembunuhan

Serangan dipicu oleh permintaan sejumlah uang oleh OPM yang tidak dipenuhi oleh para tenaga pengajar.

Jenazah guru Rosalina (30) dievakuasi anggota TNI pascaserangan oleh OPM di Distrik Anggruk, Kabupaten Yahukimo, Papua Pegunungan, Jumat (21/32025). /Foto: Puspen TNI

JAKARTA- Kepala Pusat Penerangan (Kapuspen) TNI, Brigjen TNI Kristomei Sianturi, mengungkap motif di balik serangan brutal yang dilakukan oleh kelompok Organisasi Papua Merdeka (OPM) pimpinan Elkius Kobak di Yahukimo, Papua Pegunungan.

Serangan yang menewaskan seorang guru tersebut dipicu oleh permintaan sejumlah uang yang tidak dipenuhi oleh para tenaga pengajar.

Korban yang meninggal dunia diketahui bernama Rosalina (30). Ia ditemukan tewas dengan luka akibat kekerasan.

Selain itu, enam guru lainnya mengalami luka-luka dalam insiden tersebut. Kelompok OPM juga membakar fasilitas pendidikan setempat, termasuk gedung sekolah dan rumah guru.

“Karena permintaan tersebut tidak dipenuhi, kelompok ini melakukan aksi kekerasan pembunuhan, menganiaya enam orang guru, serta membakar gedung sekolah dan rumah guru, sehingga menimbulkan ketakutan di masyarakat,” ujar Kristomei dalam keterangannya, Minggu (24/3/2025).

Serangan terjadi di Distrik Anggruk, Kabupaten Yahukimo, Papua Pegunungan, pada Jumat (21/3/2025).

Menyikapi kejadian tersebut, TNI segera melakukan evakuasi terhadap korban dan tenaga pengajar yang tersisa.

“Sebagai respons cepat, TNI bersama aparat terkait telah berhasil mengevakuasi 42 tenaga pengajar dan tenaga kesehatan dari Yahukimo ke Jayapura. Kami meningkatkan pengamanan di wilayah rawan dan terus berkoordinasi dengan pemerintah daerah untuk menindak tegas pelaku serangan ini,” tambah Kristomei.

Ia menegaskan bahwa keberadaan tenaga pendidik dan tenaga kesehatan di Papua sangat penting bagi kemajuan serta masa depan masyarakat setempat.

Oleh karena itu, TNI berkomitmen untuk memberikan perlindungan dan memastikan keamanan di wilayah yang rawan gangguan keamanan.

“TNI tidak akan tinggal diam terhadap aksi-aksi biadab dan pengecut yang mengancam keselamatan warga sipil serta stabilitas keamanan di Papua,” tegasnya.