Menteri Kebudayaan Kagumi Megalit Lembah Behoa

“Situs ini harus kita lindungi bersama sebagai wisata budaya yang memiliki tantangan, seperti vandalisme dan pelapukan akibat cuaca,” ujar Fadli Zon.

Menteri Kebudayaan Kagumi Megalit Lembah Behoa
Menteri Kebudayaan, Fadli Zon didampingi Wakil Gubernur Reny Lamadjido meninjau situs megalit/Sumber: Istimewa

POSO, Rajawalinet.co — Menteri Kebudayaan Republik Indonesia, Dr. H. Fadli Zon, S.S., M.Sc., menegaskan pentingnya pelestarian Kawasan Megalitik Lore Lindu di Lembah Behoa sebagai warisan budaya bertaraf dunia. Ia menyampaikan hal tersebut saat melakukan kunjungan kerja bersama Wakil Gubernur Sulawesi Tengah, dr. Reny A. Lamadjido, Sp.PK., M.Kes., Senin (29/12/2025).

Setibanya di Lembah Behoa, rombongan menerima penyambutan adat Pepomahile berupa pemasangan Siga dan pengalungan Saliawa. Prosesi itu menjadi penghormatan masyarakat adat kepada para tamu negara. Dalam kesempatan tersebut, panitia juga menyerahkan cenderamata berupa buku 1.000 Megalit, miniatur patung Palindo, dan miniatur rumah adat Tambi berbahan kayu eboni.

Menteri Kebudayaan meninjau sejumlah situs utama seperti Megalit Tadulako, Pokekea, serta Rumah Adat Tambi. Rombongan kemudian menanam bibit durian di kawasan Tadulako sebagai simbol komitmen menjaga lingkungan sekaligus merawat akar budaya lokal.

“Situs ini harus kita lindungi bersama sebagai wisata budaya yang memiliki tantangan, seperti vandalisme dan pelapukan akibat cuaca,” ujar Fadli Zon.

“Harapannya, kawasan ini tidak hanya dikenal di Indonesia, tetapi juga di tingkat dunia, sehingga peradaban masa lalu dapat terus diungkap dan dipelajari.”

Ia menilai pemasangan pembatas dan konservasi preventif perlu segera dilakukan agar tinggalan megalitik—yang diperkirakan berusia sekitar dua milenium—tidak mengalami kerusakan lebih jauh.

“Kita butuh langkah pencegahan supaya peninggalan bersejarah ini tetap utuh. Upaya konservasi harus berjalan beriringan dengan pariwisata,” katanya.

Wakil Gubernur Sulteng Reny Lamadjido menyambut baik perhatian pemerintah pusat terhadap kawasan budaya tersebut. Ia berharap keberadaan megalit bisa memperkuat posisi Sulawesi Tengah sebagai destinasi wisata budaya.

“Kekayaan budaya di Lembah Behoa luar biasa. Pemerintah provinsi berkomitmen mendukung pelestarian dan pengembangan kawasan ini sebagai aset budaya serta destinasi unggulan,” ujar Reny.

Megalit Tadulako dikenal masyarakat sebagai simbol kepemimpinan dan keberanian, sementara Megalit Pokekea menyimpan kalamba atau tempayan batu besar yang dipercaya berkaitan dengan tradisi penguburan atau ritus tertentu pada masa lampau. Potensi arkeologis yang besar membuat Lore Lindu bukan sekadar situs sejarah, tetapi ruang pembelajaran tentang peradaban Nusantara.

Turut hadir dalam kunjungan ini Direktur Jenderal Pelestarian dan Tradisi Dr. Restu Gunawan, Staf Khusus Menteri Kebudayaan Rachmanda Primayudha, Sekretaris Dirjen Kebudayaan Wawan Yogaswara, perwakilan BPK Wilayah XVIII, serta jajaran dinas kebudayaan provinsi dan kabupaten.

error: Content is protected !!