Kemenag Sulteng Gelar Serap Aspirasi Tokoh Agama dan Early Warning System

“Kalau umat sungguh-sungguh memahami ajaran agamanya, baik secara internal maupun antaragama, maka potensi konflik sosial bisa dihindari."

Kemenag Sulteng Gelar Serap Aspirasi Tokoh Agama dan Early Warning System
Plt Kakanwil membuka kegiatan Serap Aspirasi Tokoh Agama dan Lembaga Sosial Keagamaan serta Early Warning System (EWS)/Sumber: Sulteng.kemenag.go.id

PALU – Kementerian Agama (Kemenag) Provinsi Sulawesi Tengah menggelar dua agenda penting sekaligus, yakni Serap Aspirasi Tokoh Agama dan Lembaga Sosial Keagamaan serta Early Warning System (EWS) Problem Sosial Berdimensi Agama. Acara ini berlangsung di Sriti Convention Hall, Kota Palu, Jumat (12/9/2025), dengan menghadirkan 400 peserta dari berbagai unsur tokoh agama, ormas, majelis taklim, penghulu, penyuluh lintas agama, kepala KUA, hingga ASN Bimas Islam.

Plt Kepala Kanwil Kemenag Sulteng menegaskan tugas utama Kemenag adalah memastikan masyarakat taat beragama.

“Kalau umat sungguh-sungguh memahami ajaran agamanya, baik secara internal maupun antaragama, maka potensi konflik sosial bisa dihindari. Radikalisme muncul ketika ada kelompok yang memahami agama hanya secara tekstual, bukan kontekstual,” ujarnya.

Kepala Bidang Bimas Islam Kanwil Kemenag Sulteng, Junaidin, menjelaskan forum ini menjadi bagian dari penguatan kebijakan kerukunan dengan dua pendekatan: analitis-prediktif serta partisipatif-reflektif.

“Hubungan antara tokoh agama dan lembaga keagamaan sangat erat karena keduanya punya peran yang sama dalam membangun harmoni sosial,” jelasnya.

Ia menekankan pentingnya penerapan Early Warning System (EWS) sebagai deteksi dini potensi konflik.

“EWS ibarat alarm. Jika muncul gejala kecil yang berpotensi memicu persoalan, tokoh agama tidak boleh diam. Mereka harus peka, tangguh, dan segera bertindak cepat. Prinsip ini sejalan dengan ajaran Islam tentang sadd al-zari’ah atau menutup jalan menuju kerusakan,” tegas Junaidin.

Selain menyerap aspirasi tokoh agama, kegiatan ini juga menghadirkan narasumber dari kalangan politisi, DPR RI, serta lembaga dakwah seperti NU. Forum tersebut menjadi ruang koordinasi antar lembaga sekaligus wadah merumuskan respon dini atas isu sosial-keagamaan di Sulawesi Tengah.

“Tokoh agama adalah garda terdepan dalam menjaga kerukunan umat dan stabilitas sosial. Dengan partisipasi aktif mereka, kerukunan dan kedamaian di Sulawesi Tengah akan semakin kokoh,” pungkas Junaidin.

Narasumber dari Komisi VIII DPR RI, Matindas Rumambi, turut memaparkan berbagai program dan anggaran yang sudah disalurkan untuk mendukung fungsi utama Kemenag, yakni pendidikan dan keagamaan. Dalam sesi tanya jawab, tokoh agama dan perwakilan ormas menyampaikan aspirasi terkait masalah keagamaan, pendidikan, serta upaya memperkuat kerukunan umat beragama.

error: Content is protected !!