Jakarta, rajawalinet.co – Usai perayaan Idulfitri, sejumlah masyarakat dilaporkan mengalami peningkatan berat badan yang berpotensi memunculkan berbagai gangguan kesehatan.
Praktisi Kesehatan Masyarakat, Ngabila Salama, mengungkapkan bahwa konsumsi berlebihan terhadap makanan manis, gorengan, santan, olahan tepung, serta camilan tinggi MSG menjadi pemicu utama kondisi ini.
Dalam dialog bersama Pro 3 RRI pada Jumat (4/4/2025), Ngabila menjelaskan bahwa pola konsumsi saat Lebaran dapat meningkatkan risiko penyakit menular, seperti batuk dan demam berdarah, yang dipengaruhi oleh cuaca dan kondisi lingkungan.
“Selain penyakit menular, ada pula risiko serius seperti hipertensi dan diabetes. Ketidakstabilan kadar gula darah bisa berakibat fatal jika tidak segera diatasi,” ujar Ngabila.
Ia mengimbau masyarakat untuk segera kembali pada pola makan sehat dan rutin melakukan pemeriksaan kesehatan.
Menurutnya, pengurangan konsumsi gula, garam, dan lemak menjadi langkah penting untuk menjaga kesehatan pasca-Lebaran.
Lebih lanjut, Ngabila mendorong masyarakat menerapkan prinsip “CERDIK” yang dianjurkan oleh Kementerian Kesehatan Republik Indonesia sebagai pedoman gaya hidup sehat.
CERDIK merupakan singkatan dari:
– C: Cek kesehatan secara berkala, termasuk tekanan darah, kolesterol, dan gula darah.
– E: Enyahkan asap rokok untuk mencegah paparan zat berbahaya.
– R: Rajin aktivitas fisik minimal 30 menit, 3–5 kali seminggu.
– D: Diet sehat dan seimbang, dengan konsumsi buah dan sayur minimal 5 porsi per hari.
– I: Istirahat cukup, idealnya 7–8 jam per malam.
– K: Kelola stres melalui doa, relaksasi, rekreasi, dan berpikir positif.
Ngabila juga menekankan pentingnya pengawasan terhadap Indeks Massa Tubuh (IMT), terutama pada anak-anak, guna mencegah obesitas sejak usia dini.
Imbauan ini disampaikan sebagai langkah preventif dalam mengatasi dampak negatif dari pola makan berlebihan selama Lebaran.
Diharapkan, melalui penerapan prinsip CERDIK dan pengawasan pola hidup, masyarakat dapat mengurangi risiko penyakit baik yang menular maupun tidak menular secara signifikan.