PALU, Rajawalinet.co – Triliunan rupiah uang negara sudah digelontorkan, tetapi kondisi jalan nasional di Sulawesi Tengah tetap rusak. Aliansi Rakyat Anti Korupsi (ARAK) Sulteng menuding proyek berulang yang dikelola Satker Balai Pelaksanaan Jalan Nasional (BPJN) II sarat penyimpangan, dan mendesak Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) Sulteng segera turun tangan.
Raslin, perwakilan Serikat Pekerja Hukum Progresif, menyebut dalam sepuluh tahun terakhir APBN hanya habis untuk proyek tambal-sulam tanpa hasil nyata.
“Dalam satu dekade ini mereka telah menggelontorkan triliunan rupiah dari APBN untuk membiayai proyek yang sama, di titik yang sama, dengan penanganan yang sama. Kami minta segera diaudit,” tegas Raslin saat aksi di depan kantor BPK Sulteng, Rabu (27/8/2025).
Ia juga menyoroti proyek Fly Over Pantoloan yang menelan anggaran Rp88 miliar, namun sudah rusak meski baru beberapa saat diresmikan.
“Kami meminta BPK Sulteng mengaudit fly over Pantoloan, karena kondisinya sudah tidak layak dilalui. Banyak yang rusak,” ujarnya.
Selain itu, Raslin menuntut audit atas penanganan ruas jalan Tambu–Tompe–Sirenja yang dinilai bermasalah.
“Kalau tidak ada kendala, besok atau paling lambat lusa saya akan bawakan data-datanya untuk mempermudah audit,” tandasnya.
Menurutnya, rakyat tidak bisa terus-menerus dikecewakan dengan proyek infrastruktur yang hanya menguntungkan segelintir pihak.
“Kami memberikan dukungan sepenuhnya kepada BPK Sulteng untuk mengaudit proyek-proyek tersebut,” tutup Raslin.