Sampah Disulap Jadi Energi, Inovasi Anak Bangsa Tembus Pasar Dunia

Fakta ini menegaskan bahwa inovasi Indonesia tidak hanya sekadar solusi lokal, melainkan telah mendapat pengakuan global

Sampah Disulap Jadi Energi, Inovasi Anak Bangsa Tembus Pasar Dunia
Mesin Pemusnah Sampah Pirolisis Gasifikasi IPI AWS / Foto: Revol

Sampah Disulap Jadi Energi, Inovasi Anak Bangsa Tembus Pasar DuniaJAKARTA, Rajawalinet.co – Persoalan sampah di kota-kota besar kerap dianggap beban yang sulit diurai. Namun, di balik tumpukan masalah itu, lahir sebuah terobosan karya anak bangsa yang justru menjadikannya peluang bernilai tinggi.

Mesin Pemusnah Sampah Pirolisis Gasifikasi IPI AWS, hasil inovasi PT Indopower Internasional (IPI), yang berhasil mengubah cara pandang masyarakat tentang sampah. Bukan lagi sekadar limbah, tetapi bisa disulap menjadi sumber energi dan produk bernilai ekonomi.

Teknologi ini bekerja dengan prinsip Waste to Energy (WTE), memanfaatkan metode pirolisis (pemanasan dengan oksigen rendah) dan gasifikasi (penguraian material menjadi gas). Hasilnya, mesin mampu beroperasi lebih hemat, rendah emisi, dan jauh lebih ramah lingkungan dibanding sistem pembakaran konvensional.

“Mesin ini bukan hanya alat pemusnah sampah, tetapi juga pintu menuju masa depan yang lebih bersih dan sejahtera. Kita mendapatkan dua keuntungan sekaligus,  lingkungan yang terjaga dan sumber energi baru,” ujar Presiden Direktur/CEO PT Indopower Internasional, Dr. Ir. Harun Al Rosyid. MM,MT,ASEAN.Eng,Ass. Prof. IPU,  saat ditemui Rajawalinet.co di lokasi pabrik mesin pemusnah sampah di Jakarta Barat, Sabtu (13/09/2025).

Sampah Disulap Jadi Energi, Inovasi Anak Bangsa Tembus Pasar Dunia
Presiden Direktur/CEO PT Indopower Internasional, Dr. Ir. Harun Al Rosyid. MM,MT,ASEAN.Eng,Ass. Prof. IPU/Foto: Istimewa

Menurut Harun, kehadiran teknologi karya anak bangsa ini memberikan dampak berlapis. Selain menekan persoalan sampah, juga mendorong pertumbuhan industri dalam negeri, membuka lapangan kerja, serta mengurangi ketergantungan terhadap produk impor. “Dampaknya jelas, ekonomi nasional ikut terdorong dan devisa bisa dihemat,” tambahnya.

Sejak pertama kali diperkenalkan pada 2018, sistem AWS telah teruji dan beroperasi lebih dari 75 unit di berbagai negara, mulai dari Jepang, Filipina, hingga Nepal. Fakta ini menegaskan bahwa inovasi Indonesia tidak hanya sekadar solusi lokal, melainkan telah mendapat pengakuan global.

Tak hanya itu, mesin ini juga telah mengantongi paten internasional, masuk dalam e-Katalog Nasional, serta teregistrasi di Kementerian PUPR dan Kementerian Lingkungan Hidup, menjadikannya produk yang diakui sesuai standar pemerintah.

Di tengah tuntutan transisi menuju energi ramah lingkungan, inovasi ini menjadi bukti nyata bahwa Indonesia tidak hanya mampu menghadirkan solusi, tetapi juga bersaing di pasar dunia.

error: Content is protected !!