Inflasi September 2025 di Palu Capai 0,1 Persen

Kepala BPS Kota Palu, Agus Santoso, mengatakan inflasi nasional September 2025 sebesar 0,21 persen. Sementara itu, Sulawesi Tengah justru mengalami deflasi 0,07 persen.

Inflasi September 2025 di Palu Capai 0,1 Persen
Gedung Kantor BPS Kota Palu/Sumber: Istimewa

PALU, Rajawalinet.co — Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Palu mencatat inflasi bulan September 2025 sebesar 0,1 persen secara month to month (mtm). Dengan capaian itu, inflasi year to date (ytd) mencapai 2,87 persen dan inflasi year on year (yoy) sebesar 3,03 persen.

Kepala BPS Kota Palu, Agus Santoso, mengatakan inflasi nasional September 2025 sebesar 0,21 persen. Sementara itu, Sulawesi Tengah justru mengalami deflasi 0,07 persen.

“Untuk Kota Palu, inflasi September ini 0,1 persen, dengan kelompok pengeluaran yang memberikan andil terbesar adalah perawatan pribadi dan jasa lainnya sebesar 1,32 persen dengan andil 0,12 persen,” jelas Agus dalam rilis resmi, Rabu (1/10/2025).

Kelompok pengeluaran lain yang ikut mendorong inflasi Palu yaitu perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga dengan inflasi 0,41 persen (andil 0,07 persen). Selanjutnya perlengkapan, peralatan, dan pemeliharaan rutin rumah tangga naik 0,2 persen dengan andil 0,01 persen.

Namun, beberapa kelompok justru mengalami deflasi, antara lain makanan, minuman, dan tembakau sebesar 0,27 persen dengan andil negatif 0,07 persen serta kelompok transportasi dengan deflasi 0,29 persen dan andil negatif 0,04 persen.

BPS juga mencatat, 10 komoditas penyumbang deflasi tertinggi di Palu antara lain bawang merah, ikan selar atau tude, beras, angkutan udara, ikan teri, kubis, cumi-cumi, bawang putih, bayam, dan kelapa.

Sedangkan penyumbang inflasi terbesar adalah emas perhiasan (andil 0,11 persen), bahan bakar rumah tangga, daging ayam ras, cabai rawit, telur ayam ras, jeruk nipis, cabai merah, jagung manis, sewa rumah, serta pepaya.

“Dari 379 komoditas yang dipantau, sebanyak 75 mengalami kenaikan harga, dan 45 di antaranya adalah komoditas pangan. Sementara 54 komoditas mengalami penurunan harga, dengan 35 di antaranya juga berasal dari pangan,” kata Agus.

Secara regional, BPS mencatat inflasi di beberapa daerah Sulteng masih cukup tinggi. Kabupaten Luwuk mencatat inflasi yoy 4,9 persen dan mtm 0,32 persen. Kabupaten Morowali mencatat inflasi yoy 4,84 persen dengan deflasi mtm 0,88 persen. Sedangkan Tolitoli mencatat inflasi yoy 5,26 persen dan deflasi mtm 0,14 persen.

error: Content is protected !!