Inflasi Kabupaten Banggai, GMNI Sebut Akan Berimplikasi Pada Politik Uang

Kenaikan harga barang dan jasa ini tidak berbanding lurus dengan kesejateraan masyarakat

Ketua DPC GMNI Luwuk Banggai, Rifat Hakim. Foto/Ist

BANGGAI – Beberapa bulan terahir Kabupaten Banggai mengalami Inflasi tertinggi di Indonesia. Inflasi ini terjadi akibat kenaikan harga barang dan jasa secara umum dan terus menerus dalam jangka waktu tertentu.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Banggai Pada Bulan Juni 2023, Inflasi Kota Luwuk sebesar 4,90 persen.

Kenaikan harga barang dan jasa ini tidak berbanding lurus dengan kesejateraan masyarakat khususnya masyarakat yang gajinya di bawah Upah Minimum Kabupaten (UMK).

“Di lain sisi kita akan menghadapi pesta demokrasi di tahun 2024 yaitu Pemilu dan Pilkada,” ungkap Ketua DPC GMNI Luwuk Banggai, Rifat Hakim. Rabu,(16/8/23).

Menurutnya, Bawaslu telah meluncurkan Indeks Kerawanan Pemilu dan Pemilihan (IKP) tematik mengenai isu politik uang yang diluncurkan Bawaslu RI, Minggu 13 Agustus 2023. Dalam penyampaian Bawaslu RI bahwa Kabupaten Banggai berada di urutan kedua rawan terjadi politik uang.

Dengan situasi yang dimana kondisi ekonomi masyarakat tidak stabil di akibatkan oleh minimnya lapangan pekerjaan harga-harga bahan pokok mahal menurut kami akan berimplikasi pada masifnya politik uang pada Pemilu dan pilkada serentak tahun 2024 nantinya.

Tentu ini tidak bisa dibiarkan dan harus secepat mungkin di antisipasi melalui upaya-upaya gerakan melawan politik uang sebab politik uang merupakan suatu kejahatan luar biasa dan merusak mental bangsa dan pemimpin bangsa kedepanya.

Komisi Pemilihan Umum (KPU) dan Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Kabupaten Banggai sebagai penyelenggara pemilu mempunyai peran yang amat sangat besar dalam menjaga pemilu berjalan dengan baik sehingga terciptanya Pemilih yang berdaulat dan berintegritas.

“Menurut kami ukuran keberhasilan pemilu bukan soal berapa banyak orang yang datang ke TPS untuk mencoblos, tetapi bagaimana membangun kesadaran masyarakat sehingga ketika menentukan pilihan yang menjadi ukuran adalah soal ide dan gagasanya bukan karena di mobilisasi menggunakan uang,” Ujar Rifat.

Tentu, kata dia, tidak akan didiamkan terhapap situasi ini. Karena kita Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia Luwuk Banggai yang Tergabung di dalam Cipayung plus, melalui Rumah Kebangsaan akan melakukan roadshow kedesa-desa dalam upaya untuk membangun kesadaran masyarakat dengan tema besar yaitu menolak Politik Uang, Politisasi Sara, dan Kampanye Hitam.

Penulis: SUKRIE
error: Content is protected !!