PALU – Pemerinta Provinsi Sulawesi Tengah (Sulteng) mempunyai beberapa strategi dalam mengantisipasi adanya potensi fenomena El Nino yang diperkirakan terjadi pada awal September hingga Oktober 2023.
Berdasarkar informasi yang dihimpun media ini, ada sekitaran 10 dari 13 kabupaten/kota di Sulawesi Tengah menjadi daerah rawan terdampak El Nino. Daerah yang tidak rawan hanya Kota Palu, Kabupaten Banggai Kepulauan dan Kabupaten Banggai Laut.
Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Holtikultura (DTPH) Provinsi Sulteng, Nelson Metubun menjelaskan, dalam mengantisipasi krisis pangan akibat kekeringan di Sulteng, pihaknya pemenyiapkan benih pangan yang diperuntukan bagi 12.781 hektare lahan tani, terdiri dari 9000 hektare benih padi, 3000 hektare benih jagung, dan 781 hektare benih kedelai yang seluruhnya bakal disebar ke daerah terdampak.
“Jadi ketiga komoditi ini yang kami persiapkan benihnya dan otomatis akan memberikan nilai tambah luasan 9000 hektare untuk padi, 3000 hektare untuk jagung dan 781 kedelai,” jelasnya kepada rajawalinet.
Adapun rincian penyebaran benih padi ke daerah terdampak di Sulteng sebagai berikut, Kabupaten Poso mendapat 1000 hektare, Kabupaten Banggai 1000 hektare, Kabupaten Morowali 1000 hektare, Kabupaten Donggala 1000 hektare, Kabupaten Tolitoli 1000 hektare, Kabupaten Buol 1000 hektare, Kabupaten Parigi Moutong 1000 hektare, Kabupaten Sigi 1000 Hektare dan Kabupaten Morowali Utara 1000 hektare.
Sedangkan benih jagung disiapkan untuk Kabupaten Poso 1000 hektare, Kabupaten Parigi Moutong 1000 hektare, dan Kabupaten Tojo Una-Una 1000 hektare.
Tak hanya itu, benih kedelai diberikan ke Kabupaten Poso 361 hektare, Kabupaten Tolitoli 112 hektare, dan Kabupaten Sigi 308 Hektare.
Ia menambahkan, sebelumnya pihaknya telah mengeluarkan Surat Edaran kepada 13 kabupaten/kota di Sulawesi Tengah tentang Antisipasi Musim Kemarau 2023 dan El Nino Lemah.
Dalam surat edaran tersebut berisi tiga imbauan kepada petani di antaranya memastikan ketersediaan alat sarana produksi maupun alat mesin pertanian baik untuk panen, pasca panen, maupun saat pertanaman.
kedua petani diimbau untuk menyesuaikan waktu tanam dengan menanam jenis tanaman yang dapat bertahan di kondisi El Nino. Disusul oleh imbauan untuk mengendalikan hama dan penyakit.
Diketahui, berdasarkan prakiraan BMKG dampak El Nino atau kemarau di Sulteng masuk dalam kategori lemah hingga sedang dengan persentase dampak sebesar 20 hingga 30 persen.