BUOL – Kabupaten Buol menjadi urutan kedua angka prevalensi stunting di Sulawesi Tengah (Sulteng) tersebar di 15 Desa/Kelurahan dan 6 Kecamatan.
Hal itu disampaikan Sekretaris Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Buol, dr. Ariyanto ke media ini. Sabtu,(12/8/23).
Menurutnya, saat ini terjadi kenaikan angka prevalensi stunting di Kabupaten Buol yang mana, pada pada tahun 2021 angka stunting berada di 28,6 % kemudian naik menjadi 32,7 % pada tahun 2022.
Sehingga peningkatan tersebut membuat daerah Buol menjadi peringkat ke 2 dengan prevalensi tertinggi di Sulawesi Tengah setelah Kabubaten Sigi.
Berdasarkan angka sasaran dari Pusdatin Tahun 2022, kata Ariyanto, bahwa jumlah Rumah Tangga (RT) di Kabupaten ini sebanyak 17.206 dari jumlah tersebut RT yang datang ke posyandu sebanyak 10.453 atau masih terdapat 6.753 yang tidak pernah datang ke posyandu.
Pada bulan Agustus-September 2022, di laksanakan SSGI pada 56 Blok Sensus (BS) dimana setiap BS terdiri dari 10 RT, sehingga jika ditotalkan menjadi 560 RT. Dari 560 yang di survey di temukan 180 Balita Stunting.
Sesuai dengan SK Bupati, ada 15 Desa/Kelurahan di tetapkan sebagai lokasi Locus Stunting di Kabupaten Buol yaitu:
1. Kelurahan Kulango, Kecamatan Biau
2. Desa Winangun, Kecamatan Bukal
3. Desa Yusuf, Kecamatan Bukal
4. Desa Bungkudu, Kecamatan Bukal
5. Desa Mulat, Kecamatan Bukal
6. Desa Diat, Kecamatan Bukal
7. Desa Bukal 4, Kecamatan Bukal
8. Desa Binuang, Kecamatan Bukal
9. Desa Biau, Kecamatan Bukal
10. Desa Tamit, Kecamatan Bunobogu
11. Desa Pokobo, Kecamatan Bunobogu
12. Desa Domag Mekar, Kecamatan Bunobogu
13. Desa Lokodidi, Kecamatan Gadung
14. Desa Timbulon, Kecamatan Palbar
15. Desa Tayokan, Kecamatan Palbar
Lebih lanjut, Ariyanto mengatakan, penyebab peningkatan angka stunting di Buol di sebabkan oleh penyebab langsung dan penyebab tidak langsung yaitu,
a. Penyebab Langsung. Asupan Gizi yang kurang berlangsung kronis, terus menerus, dan jangka panjang
Kemudian masalah Kesehatan Ibu, seperti Ibu hamil sering sakit, anemia, kekurangan Vitamin D, kekurangan asam folat. Serta pola asuh yang tidak baik dan lainnya.
b. Penyebab Tidak Langsung, yaitu lingkungan yang buruk seperti rumah yang tidak higienis, sanitasi air kurang baik, minim air bersih & jamban kurang layak, Buang air sembarang dan lingkungan tercemar, kemudian Imunisasi yang tidak sempurna.
“Dalam penanganan stunting di Buol, Dinas Kesehatan melalui Bidang P2KB melakukan beberapa aksi, antara lain, pembinaan keluarga berencana, lokakarya mini tingkat kecamatan dan audit stunting tingkat kabupaten,” tutup Ariyanto.