PALU – Pembangunan Hunian Tetap (Huntap) tahap 2B sebanyak 1.321 tersebar di tiga lokasi yakni Kelurahan Tondo Kota Palu, Sibalaya dan Bangga Kabupaten Sigi memasuki bulan kelima tahun 2023 belum nampak progres pekerjaan berarti.
Selain Huntap 2B dikerjakan Badan Usaha Milik Negara atau BUMN PT Adhi Karya, relawan Pasigala (Palu Sigi Donggala) Sulawesi Tengah juga soroti kinerja BUMN PT Nindya Karya mengerjakan 535 unit Huntap 2E di Petobo.
Koordinator relawan penyintas pasigala Raslin melalui sambungan telepon seluler memaparkan hasil dari pemantauannya ke sejumlah lokasi pembangunan Hunian Tetap (huntap) seperti di Kelurahan Tondo Kota Palu baru sekitar 80 unit terinstal dari target pembangunan 1.055 unit. Senin (15/5/2023)
Sementara itu Huntap 2E dibangun oleh BUMN PT Nindya Karya sebanyak 535 unit belum ada tanda realisasi, parahnya, bulan juni mendatang kontrak kerjanya akan berakhir.
Melihat kondisi dilapangan menurut Raslin metode apapun diterapkan untuk mengejar keterlambatan sampai bulan desember 2023 mendatang ia tdk optimis, karena berdasar penelusurannya ke Worksop Adhi Karya rata rata pekerja hanya mampu memproduksi panel antara 6 sampai 7 set perhari. Belum lagi item item pekerjaan lainnya yang juga membutuhkan waktu relatif lama seperti pekerjaan tapak, instal struktur, pasangan batako, pekerjaan atap, plafond serta pekerjaan finishing lainnya. Jika di estimasi waktu memerlukan antara 7 sampai dengan 10 hari untuk membangun 1 (satu) unit rumah risha sehingga menurut Raslin sudah pasti akan molor.
“Jika Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat melalui Direktorat Jenderal Perumahan dan Balai Pelaksanaan Penyediaan Perumahan Sulawesi Tengah tidak melakukan langkah antisipatif atau alternatif sudah pasti akan berimplikasi pada ketidakpastian nasib para penyintas yang telah 4 (tahun) 8 (delapan) bulan menanti, menanti dan terus menerus menanti tanpa adanya kepastian kapan akan mereka segera mendapatkan hunian yang layak,” Ucap relawan Pasigala Raslin.
Ditambahkannya,belum lagi Hunian Sementara mereka sudah banyak yang rusak, sebagian para penyintas sudah banyak terusir dari Huntara dan yang bakal terusir, hal yang paling memiluhkan lagi sebagian di antara mereka sudah banyak yang jadi tuna wisma.
“Satu satunya jalan pihak Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat harus berani mengambil sikap tegas _memutuskan kontrak kerja kepada sejumlah BUMN yang mengerjakan Huntap,” tegas Raslin dengan nada kesal.
Lanjut Raslin,karena di Palu tidak kekurangan aplikator yang telah memiliki pengalaman dan kemampuan dalam penanganan percepatan Pembangunan Hunian Tetap.
Projeck Enginering Manager (PEM) PT. Adhi Karya Johan serta Fajar
Projeck Manager (PM) PT. Nindya Karya dikonfirmasi via whatsapp terbaca tapi hingga berita ini tayang tidak menanggapi.