MOROWALI – Bupati Morowali, Sulawesi Tengah , Taslim sambangi kantor perusahaan kantor CV. SA di Desa Bahomakmur, Kecamatan Bahodopi, Kabupaten Morowali. Rabu, 22 February 2023
Geram dengan konflik yang terjadi terkait , sengketa lahan antara perusahaan tambang nikel CV. Sentosa Abadi (SA) dengan masyarakat Transmigrasi Desa Bahomakmur, Kecamatan Bahodopi, Kabupaten Morowali yang belum menemui titik terang.
Di sana Taslim bertemu dengan PJO CV. SA dan mengultimatum pihak CV. SA untuk segera mengosongkan lahan yang menjadi sengketa.
“Kapan mau dikosongkan ini? Lalu kan sudah ada kesepakatan mau dikosongkan, kemudian dipakai lagi. Siapa bilang sertifikat tidak sah?Siapa bilang? Urusan kasus lain, jangan diganggu hak-haknya orang dong. Atau ini hanya skenario yang dibuat untuk menakuti masyarakat saya? Pantas nda saya bupati harus datang bela rakyat saya sama kamu orang yang datang di sini? Pantas?” kata Taslim dengan nada geram kepada PJO CV. SA.
Belakangan diketahui kemarahan Taslim dipicu oleh Lahan seluas 8 hektar dengan 11 sertifikat yang dikantongi masyarakat Bahomakmur yang menjadi objek sengketa tersebut merupakan lahan II Transmigrasi yang diserobot oleh CV. SA dari masyarakat pemegang alas hak.
Tak hanya melakukan penyerobotan, kontraktor mining dari perusahaan tambang nikel PT. Bintang Delapan Mineral (BDM) yang merupakan grup dari PT.Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP) itu juga dinilai melakukan intimidasi kepada masyarakat pemilik lahan.
Yang anehnya, selain menyerobot lahan, CV. SA malah melaporkan masyarakat pemilik lahan ke Polda Sulteng dengan tuduhan pengancaman dan pemerasan,penggelapan serta pencemaran nama baik.Lucunya lagi, CV. SA juga menggugat masyarakat pemilik lahan yang dianggap merugikan perusahaan dengan gugatan ganti rugi sebesar Rp. 50.000.000.000 (Lima Puluh Miliar Rupiah).
Taslim mengatakan bahwa tidak sepantasnya Ia harus turun ke lokasi, namun karena keadaan la harus melihat kondisi di lapangan.
“Kasus ini sudah beberapa kali kami mediasi beberapa tahun yang lalu dan sudah ada kesepakatan, tapi oleh pihak Sentosa Abadi tidak ada keseriusan untuk menindaklanjuti itu.Sehingga hari ini saya turun membatu Pak Camat, Pak Danramil dan Pak Kapolsek untuk bagaimana memberikan pemahaman kepada pihak Sentosa Abadi untuk betul-betul bisa menghargai hak-hak rakyat. Dan juga saya mohon pimpinan di pusat ya, Pak Presiden, tolong dievaluasi kembali kondisi-kondisi kita hari ini, karena ini adalah Kawasan Strategis Nasional, Objek Vital Nasional, yang kemudian ada segelintir orang, oknum pengusaha yang tidak mau mengindahkan aturan, sehingga ini nanti kemungkinan akan berpotensi terganggunya stabilitas di Kabupaten Morowali,khususnya di kawasan IMIP yang hari ini semua orang berharap IMIP bisa berjalan dengan baik,”tegasnya.
Taslim juga memohon kepada pihak Kepolisian teman-teman penegak hukum Kepolisian, khususnya Polda melihat secara nyata kasus ini, turun ke lapangan teman-teman Polda, jangan hanya melihat laporannya tidak melihat akar persoalannya, saya mohon. Dan ini sudah sering dilakukan oleh perusahaan-perusahaan di Morowali, ada masalah lapor ke Polda, tidak dihargai Polres, tidak dihargai Polsek, ada apa?
Masyarakat itu sudah menyerahkan lahan loh ke Polres 14 koma sekian hektar, itu uang rakyat, kami beli. Kami hanya berharap Polisi ada di Morowali, pelyanan dekat, tapi tidak dimanfaatkan hari ini. Jadi saran saya, mudah-mudahan teman-teman di Polda bisa mendengarkan ini,” tutup Taslim. (*)